Layanan bimbingan dan konseling di
sekolah/ madrasah sangan dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di
sekolah/madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan mengarahkan diri dalam
memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan
bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, serta perbaikan tata kerja baik
dalam aspek ketenangan maupun manajemen.
Layanan
bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenal diri,
pengenal lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap
perkembangan peserta didik, tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah
tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak
terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu “dipanggi saja”, melainkan
untuk seluruh peserta didik.
Pada
pendidikan di sekolah, sekurang-kurangnya meliputi proses pelayanan,
pengembangan pribadi, dan kesejahteraan peserta didik, pelayanan pengajaran,
dan pelayanan administratif. Ada juga pelayanan bimbingan dan konseling.
Pelayanan
bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia untuk manusia dan oleh
manusia (prayitno, 1994). Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan
terhadap sasaran layanan baik secara individu maupun kelompok.
Jenis layanan
dan kegiatan BK (umum)
1. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa
dan lingkungannya
Pelayanan ini
merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya,
beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik,
akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi, kepribadian, dan latar
belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial, ekonomi, dan pendidikan).
2. Konseling
Konseling
merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini
memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik
secara face to facemaupun melalui
mendia (telepon atau internet) dalam memperoleh (a) pemahaman dan kemampuan
untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, sosial,
dan moral-spiritual), dan (b) menanggulangi masalah dan kesulitan yang
dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
3. Penyajian informasi dan penempatan
Penyajian
informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek
kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik
dan tugas-tugas perkembangan pribadinya (b) sekolah-sekolah lanjutan (c) dunia
kerja (d) kiat-kiat belajar yang efektif (e) bahaya merokok, minuman keras, dan
obat-obat terlarang (f) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat.
4. Penilaian dan penelitian
Layanan
penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang
telah dilaksanakan dapat dicapai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap
hasil pelayanan kepada individu-individu yang mendapat pelayanan, untuk
kemudian dilakukan tindak lanjut terhadap hasil yang telah dicapai oleh
individu yang bersangkutan.
Jenis
layanan menurut Muro dan Kottman (1995)
1. Layanan dasar bimbingan
Membantu siswa
dalam mengembangkan potensinya baik diluar sekolah maupun di dalam sekolah
2. Layanan responsif
Membantu siswa
yang kesulitan saat mengembangkan potensinya
3. Layanan perencanaan individual
Membantu siswa
dalam merencanakan masa depan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannyaa
4. Dukungan sistem
Manajemen dalam sekolah itu sendiri agar layanan ketiga
diatas berjalan
Dampak layanan
bimbingan dan konseling kepada:
1. Siswa
Dari layanan
tersebut, siswa akan mendapatkan dampak:
·
Memiliki
kesadaran, pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
·
Mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab bagi
penyesuaian dirinya dan lingkungannya.
·
Mampu
menangani dan memenuhi kebutuhan dan masalahnya serta mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidup nya.
2. Guru
·
Dapat
memahami konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa.
·
Menandai
siswa yang diduga mempunyai masalah, dan mambantunya
·
Menciptakan
iklim kelas yang secara sosiopsikologi kondusif bagi kelancaran belajar siswa
·
Mengalihtangankan
siswa yang membutuhkan bimbingan
·
Memiliki
pribadi yang matang
·
Dapat
memberikan informasi tentang pengajaran yang diajarkannya secara efektif.
3. Sekolah
Komponen layanan dan kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung akan memberikan bantuan kepada siswa atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Dukungan sistem adalah
kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan menetapkan, memelihara dan
meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli, masyarakat
yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan(Thomas
Ellis,1990).
4. Orang tua
·
Dapat
mengembangkan tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa dan
luas
·
Memiliki
kesadaran untuk membantu orang lain disekitarnya khususnya anak kandung, agar
berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
·
Dapat
mengembangkan aktifitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baik nya dengan
orang di sekitarnya, terlebih pada keluarganya.
·
Dapat
memelihara hubungan dengan keluarga sebagai seorang pribadi yang utuh
·
Dapat
mengembangkan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan psikologis yang lazim dengan anaknya.
·
Dapat
mengembangkan kemampuan untuk kerja yang lebih baik dalam profesi dan
jabatannya.
·
Memiliki
pengetahuan untuk menyesuaikan diri dengan perikehidupan orang-orang yang
berusia lanjut
5. Masyarakat
Bimbingan dan konseling sangat
dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dalam sejumlah tipe serta
ciri problem manusia yang semakin meluas.
Dengan populasi yang beragam maka
ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu diperlukan konselor sebagai
profesi penolong. Konselor diharapkan dapat membantu problema-problema di
masyarakat sehingga masyarakat dapat mengembangkan potensi masyarakat mandiri.
Dengan berkaca dari hal tersebut,
maka diperlukan konselor dalam bidang bimbingan dan konseling pernikahan dan
keluarga, keagamaan, lingkungan pekerjaan, serta pula untuk lanjut usia.
Dalam belajar-mengajar, fokus
terpenting adalah kepada siswa. Dan dalam kitannya tersebut, guru memiliki
peran penting untuk membantu para siswa dalam proses belajarnya. Terdapat
problema atau kesulitan yang dihadapi guru, antara lain sebagaimana yang
diungkapkan oleh Zuhairini, berikut ini
1. Kesulitan dalam menghadapi adanya
perbedaan individu murid, yang disebabkan oleh karena perbedaan IQ, watak, atau
latar belakang kehidupannya
2. Kesulitan dalam menentukan materi yang
cocok dengan anak yang dihadapinya
3. Kesulitan dalam memilih metode yang
tepat
4. Kesulitan dalam mengadakan evaluasi
karena kadang-kadang kelebihan waktu atau kekurangan waktu (Baharuddin,
2009:202)
Dalam
rangka menyukseskan proses belajar mengajar, tentunya harus ada partisipasi
dari seluruh pihak. Beberapa upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi antara lain sebagai berikut:
1. Penyuluhan pendidikan. Perlu diakui
bahwa penyuluhan untuk memberikan motivasi agar seluruh lapisan masyarakat
dapat berpartisipasi dalam pendidikan sangat kurang. Teori central route dalam
perubahan sikap mengajarkan bahwa orang akan berubah sikapnya dan kemudian
mengajarkannya apabila ia mengerti dengan baik. Jadi penyuluhan tentang
pendidikan dengan argumentasi yang tepat sangat penting
2. Penciptaan insentif. Teori central route
akan memengaruhi orang agar berubah melalui informasi dan argumentasi. Upaya
untuk memengaruhi orang agar mau berpartisipasi dalam pendidikan adalah dengan
menciptakan suasana yang menyenangkan, membanggakan, penuh penghargaan, kepada
anggota masyarakat yang berpartisipasi.
3. Meningkatkan peran tokoh masyarakat.
Dalam upaya membangkitkan pertisipasi seluruh lapisan masyarakat terhadap
pembinaan sekolah bukan hanya sekedar kerja sama dengan tokoh masyarakat,
melainkan benar-benar harus dirancang untuk mempersuasi tokoh-tokoh yang
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan orang-orang di wilayah tertentu
4. Mewujudkan tanggung jawab bersama secara
nyata. Sekolah secara insidental melaksanakan program bersama masyarakat, misalnya
dalam peristiwa perayaan agustusan dan hari-hari besar nasional maupun
keagamaan. Ciptakanlah suasana dan perasaan ikut memiliki sekolah
5. Meningkatkan peran organisasi BP3. Dalam
pelibatan tokoh-tokoh tersebut, posisi ketua BP3 harus dipegang oleh orang tua
siswa, sedangkan tokoh masyarakat pada posisi penasihat atau anggota
6. Meningkatkan peran tokoh agama
Secara
umum fungsi manajemen pendidikan harus dimaknai sebagai proses pengarahan
secara terpadu baik mental, pikiran, kemauan, perasaan dan kecerdasan emosional
untuk mewujudkan sesuatu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Proses kegiatan dalam manajemen pada dasarnya merupakan tiga fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Nurdin, 2007:229)
DAFTAR
PUSTAKA
Baharuddin. (2009). Pendidikan &
Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Iskandar.
(2013). “Makalah Bimbingan dan Konseling”.
[Online]. Tersedia: meseptiandrianiiskandar.blogspot.in/2013/11/makalah- bimbingan-dan konseling.html
yang direkam pada 23 november 2013
04:40 GMT. [07 Maret 2015].
Marzuki, Saleh. (2010). Pendidikan
Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Diding. (2007). Ilmu dan
aplikasi pendidikan. Jakarta: Imperial Bhakti Utama.
Yusuf,
dan Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar