Jumat, 05 Juni 2015

Dampak Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Siswa, Guru, Sekolah, Orang Tua, Masyarakat)



Layanan bimbingan dan konseling di sekolah/ madrasah sangan dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di sekolah/madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan mengarahkan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenangan maupun manajemen.

            Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenal diri, pengenal lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik, tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu “dipanggi saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.
            Pada pendidikan di sekolah, sekurang-kurangnya meliputi proses pelayanan, pengembangan pribadi, dan kesejahteraan peserta didik, pelayanan pengajaran, dan pelayanan administratif. Ada juga pelayanan bimbingan dan konseling.
            Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia untuk manusia dan oleh manusia (prayitno, 1994). Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan baik secara individu maupun kelompok.
Jenis layanan dan kegiatan BK (umum)
1.      Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi, kepribadian, dan latar belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial, ekonomi, dan pendidikan).
2.      Konseling
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to facemaupun melalui mendia (telepon atau internet) dalam memperoleh (a) pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, sosial, dan moral-spiritual), dan (b) menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
3.      Penyajian informasi dan penempatan
Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya (b) sekolah-sekolah lanjutan (c) dunia kerja (d) kiat-kiat belajar yang efektif (e) bahaya merokok, minuman keras, dan obat-obat terlarang (f) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat.
4.      Penilaian dan penelitian
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil pelayanan kepada individu-individu yang mendapat pelayanan, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan.
Jenis layanan menurut Muro dan Kottman (1995)
1.      Layanan dasar bimbingan
Membantu siswa dalam mengembangkan potensinya baik diluar sekolah maupun di dalam sekolah
2.      Layanan responsif
Membantu siswa yang kesulitan saat mengembangkan potensinya
3.      Layanan perencanaan individual
Membantu siswa dalam merencanakan masa depan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannyaa
4.      Dukungan sistem
            Manajemen dalam sekolah itu sendiri agar layanan ketiga diatas berjalan
Dampak layanan bimbingan dan konseling kepada:
1.      Siswa
Dari layanan tersebut, siswa akan mendapatkan dampak:
·         Memiliki kesadaran, pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
·         Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab bagi penyesuaian dirinya dan lingkungannya.
·         Mampu menangani dan memenuhi kebutuhan dan masalahnya serta mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidup nya.
2.      Guru
·         Dapat memahami konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa.
·         Menandai siswa yang diduga mempunyai masalah, dan mambantunya
·         Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologi kondusif bagi kelancaran belajar siswa
·         Mengalihtangankan siswa yang membutuhkan bimbingan
·         Memiliki pribadi yang matang
·         Dapat memberikan informasi tentang pengajaran yang diajarkannya secara efektif.



3.      Sekolah
            Komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung akan memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
            Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan menetapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan(Thomas Ellis,1990).
4.      Orang tua
·         Dapat mengembangkan tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa dan luas
·         Memiliki kesadaran untuk membantu orang lain disekitarnya khususnya anak kandung, agar berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
·         Dapat mengembangkan aktifitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baik nya dengan orang di sekitarnya, terlebih pada keluarganya.
·         Dapat memelihara hubungan dengan keluarga sebagai seorang pribadi yang utuh
·         Dapat mengembangkan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim dengan anaknya.
·         Dapat mengembangkan kemampuan untuk kerja yang lebih baik dalam profesi dan jabatannya.
·         Memiliki pengetahuan untuk menyesuaikan diri dengan perikehidupan orang-orang yang berusia lanjut
5.      Masyarakat
            Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dalam sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang semakin meluas.
            Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu diperlukan konselor sebagai profesi penolong. Konselor diharapkan dapat membantu problema-problema di masyarakat sehingga masyarakat dapat mengembangkan potensi masyarakat mandiri.
            Dengan berkaca dari hal tersebut, maka diperlukan konselor dalam bidang bimbingan dan konseling pernikahan dan keluarga, keagamaan, lingkungan pekerjaan, serta pula untuk lanjut usia.
            Dalam belajar-mengajar, fokus terpenting adalah kepada siswa. Dan dalam kitannya tersebut, guru memiliki peran penting untuk membantu para siswa dalam proses belajarnya. Terdapat problema atau kesulitan yang dihadapi guru, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Zuhairini, berikut ini
1.      Kesulitan dalam menghadapi adanya perbedaan individu murid, yang disebabkan oleh karena perbedaan IQ, watak, atau latar belakang kehidupannya
2.      Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan anak yang dihadapinya
3.      Kesulitan dalam memilih metode yang tepat
4.      Kesulitan dalam mengadakan evaluasi karena kadang-kadang kelebihan waktu atau kekurangan waktu (Baharuddin, 2009:202)
Dalam rangka menyukseskan proses belajar mengajar, tentunya harus ada partisipasi dari seluruh pihak. Beberapa upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi antara lain sebagai berikut:
1.    Penyuluhan pendidikan. Perlu diakui bahwa penyuluhan untuk memberikan motivasi agar seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pendidikan sangat kurang. Teori central route dalam perubahan sikap mengajarkan bahwa orang akan berubah sikapnya dan kemudian mengajarkannya apabila ia mengerti dengan baik. Jadi penyuluhan tentang pendidikan dengan argumentasi yang tepat sangat penting
2.    Penciptaan insentif. Teori central route akan memengaruhi orang agar berubah melalui informasi dan argumentasi. Upaya untuk memengaruhi orang agar mau berpartisipasi dalam pendidikan adalah dengan menciptakan suasana yang menyenangkan, membanggakan, penuh penghargaan, kepada anggota masyarakat yang berpartisipasi.
3.    Meningkatkan peran tokoh masyarakat. Dalam upaya membangkitkan pertisipasi seluruh lapisan masyarakat terhadap pembinaan sekolah bukan hanya sekedar kerja sama dengan tokoh masyarakat, melainkan benar-benar harus dirancang untuk mempersuasi tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan orang-orang di wilayah tertentu
4.    Mewujudkan tanggung jawab bersama secara nyata. Sekolah secara insidental melaksanakan program bersama masyarakat, misalnya dalam peristiwa perayaan agustusan dan hari-hari besar nasional maupun keagamaan. Ciptakanlah suasana dan perasaan ikut memiliki sekolah
5.    Meningkatkan peran organisasi BP3. Dalam pelibatan tokoh-tokoh tersebut, posisi ketua BP3 harus dipegang oleh orang tua siswa, sedangkan tokoh masyarakat pada posisi penasihat atau anggota
6.    Meningkatkan peran tokoh agama
Secara umum fungsi manajemen pendidikan harus dimaknai sebagai proses pengarahan secara terpadu baik mental, pikiran, kemauan, perasaan dan kecerdasan emosional untuk mewujudkan sesuatu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses kegiatan dalam manajemen pada dasarnya merupakan tiga fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Nurdin, 2007:229)





DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. (2009). Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Iskandar. (2013). “Makalah Bimbingan dan Konseling”. [Online]. Tersedia: meseptiandrianiiskandar.blogspot.in/2013/11/makalah-         bimbingan-dan konseling.html yang direkam pada 23 november       2013 04:40 GMT. [07 Maret 2015].
Marzuki, Saleh. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Diding. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta: Imperial Bhakti Utama.
Yusuf, dan Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling.             Bandung: PT   Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar