Secara metodologis dapat juga
dikatakan bahwa penanganan kasus kesulitan belajar-mengajar itu mungkin dapat
dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial, bimbingan dan konseling
psikoterapi dan/atau pendekatan lainnya. Pendekatan yang seyoginya dikuasai
atau setidak-tidaknya dikenal oleh para guru pada umumnya dan guru bidang studi
pada khususnya ialah apa yang disebut pengajar remedial. Sedangkan kalau guru
tersebut bertugas sebagai wali kelas atau petugas bimbingan, seyoginya minimal
menguasai atau setidak-tidaknya mengenal prinsip-prinsip dasar bimbingan dan
konseling (Makmun, 2007:342).
Pada
dasarnya, tahapan-tahapan dalam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan
penggunaan strategi mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap penggunaan strategi
mengajar harus selalu merupakan rangkaian yang utuh dalam tahapan-tahapan
mengajar. Setiap proses mengajar harus melalui tiga tahapan, yakni:
1.
tahap
prainstruksional, yaitu persiapan sebelum mengajar dimulai;
2. tahap instruksional, yakni saat-saat
mengajar (penyajian materi);
3. tahap evaluasi dan tindak lanjut, yakni
penilaian atas hasil belajar siswa setelah mengikuti pengajaran dan penindak
lanjutannya.
(Syah,
2010:213)
Prosedur pengajaran remedial dengan beberapa asumsi
yang mendasarinya
1. prosedur pelaksanaan pengajaran remedial
Pengajaran
remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka
pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan
logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar-mengajar. Secara skematik,
prosedur remedial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Untuk jelasnya, setiap langkah kita
deskripsikan fungsi, tujuan/sasaran, dan kegiatannya sebagai berikut.
1. penelaahan kembali kasus dengan
permasalahannya
Langkah
ini merupakan tahapan paling fundamental dalam pengajaran remedial karena
merupakan landasan pangkal tolok langkah-langkah kegiatan berikutnya.
Sasaran
pokok langkah ini ialah:
a. diperolehnya gambaran yang lebih
definitif mengenai karakteristik kasus berikut permasalahannya;
b. diperolehnya gambaran yang lebih
definitif mengenai fasibilitas alternatif tindakan remedial yang
direkomendasikan.
Sesuai dengan sasaran
tersebut maka kegiatan dalam langkah ini difokuskan kepada suatu analisis
rasional atas hasil diagnostik yang telah kita lakukan atau
rekomendasikan/referral yang kita terima dari pihak atau ahli lain. Secara
lebih konkrit, analisis ini akan merupakan kegiatan pengecekan atau penelitian
kembali terhadap:
a. kebenaran dan kelengkapan data informasi
yang mendukung pernyataan atau deskripsi tentang karakteristik kasus berikut
permasalahannya;
b. relevansi antara tafsiran dan kesimpulan
yang dibuat dengan data informasi pendukungnya serta konsistensi antara
berbagai data/informasi dengan tafsiran dan kesimpulannya satu sama lain secara
integral;
c. ketepatan estimasi kemungkinan
penanganannya berdasarkan hasil diagnosis yang didukung oleh data/informasi
yang relevan dan yang tersedia;
d. fisibilitas dari setiap alternatif
tindakan remedial yang direkomendasikan.
(Makmun, 2007:345)
Evaluasi pengajaran remedial
1. Tujuan evaluasi
Para
guru seyoginya mempunyai kemampuan melakukan pilihan model mana yang dipandang
paling cocok baginya. Suatu pilihan rasional, mau tidak mau melibatkan suatu
tindakan penilaian. Setiap tindakan evaluasi sudah lazim memerlukan adanya
suatu perangkat kriteria atau tolak ukur sebagai pegangan, suatu cara atau
teknik pengumpulan dan pengolahan data informasi untuk menunjukkan gambaran
seberapa jauh objek yang dievaluasi itu memadai atau tidaknya sesuai kriteria
yang ditetapkan. Paragraf ini mencoba secara garis besar mengetengahkan kedua
hal pokok tersebut.
2. Perangkat kriteria kebaikan suatu model
strategi dan/atau teknik pendekatan pengajaran remedial
Secara
esensial kriteria pilihan alternatif model pendekatan ini sebenarnya serupa
dengankriteria pilihan alternatif tindakan seperti dikemukakan dalma paragraf
kedua terdahulu, yang berorientasi kepada tiga prinsip, yaitu: keserasian,
keefektifan, dan kelancaran.
DAFTAR PUSTAKA
Makmun,
Abis Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah
Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yusuf
dan Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar