Senin, 09 Maret 2015

Landasan Bimbingan dan Konseling (landasan filosofi, religi, psikologis, pendidikan, teknologi dan sosial-budaya)



Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan pondasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki pondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (konseli).
            Landasan bimbingan dan konseling meliputi beberapa landasan antara lain yaitu landasan filosofis, landasan religius, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologis, dan pedagogis.

Landasan filosofis
            Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa yunani: philos berarti cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.

Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
  • Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
  • Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
  • Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
  • Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
  • Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.
  • Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
  • Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
  • Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.
  • Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
Landasan Psikologis
            Landasan psikologi merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien/siswa).
Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang :
a.       Motif dan Motivasi
b.      Pembawaan dan Lingkungan
c.       Perkembangan Individu
d.      Belajar
e.       Kepribadian
Motif dan Motivasi
            Motif dan motifasi berkenaan dengan dorongan yang mengeerakkan seseorang berperilaku. Motif terbagi menjadi dua, yaitu:
MOTIF:
a.       PRIMER: motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti rasa lapar,bernafas, dan sejenisnya.
b.      SEKUNDER: motif yang terbentuk dari hasil belajar, seperti memperoleh pengetahuan atau keterampilan dan sejenisnya.
Pembawaan dan Lingkungan
            Pembawaan dan Lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan, yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri kepribadian tertentu.
Perkembangan Individu
            Perkembangan individu bekenaan dengan proses tumbuh dan berkebangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra-natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Belajar
            Belajar  merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar seseorang tidak akan  dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaanya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu .
Kepribadian
            Menurut  Gordon W.Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menetukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Abin Syambsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
·         Karakter, yaitu konsekuensi tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapatan.
·         Sikap, yaitu sambutan terhadap objek yang bersikap positif , negatif atau ambivalen.
·         Stabilitas Emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan oleh lingkungan.seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
·         Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan.
·         Sosialibitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Landasan Pendidikan (Pendagogi)
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992). Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tigasegi, yaitu:
·         Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan.
·         Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
·         Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
a. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu
            Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia.  Adapun  pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
b. Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
            Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman. (dalam Belkin, 1975).
c. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
            Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Tujuan bimbingan dan konseling tidak boleh menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam UU No. 20/2003.
Tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam UU No. 20/2003 disebutkan bahwa : “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti  luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani danrohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Landasan Teknologi
            Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka. Tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet.
Landasan Sosial-Budaya
Faktor-faktor Sosial Budaya yang Menimbulkan Kebutuhan akan Bimbingan.
a. Perubahan Konstelasi Keluarga
            Yaumil C. Akhir membahas fungsi keluarga, mengemukakan bahwa terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu; fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan. Keluarga yang fungsional adalah keluarga yang ditandai dengan ciri, beberapa adalah sebagai berikut:
·         Saling memperhatikan dan mencintai.
·         Bersikap terbuka dan jujur
·         Orang tua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya dan mengakui pengalamannya.
·         Orang tua mengayomi atau melindungi anak.
·         Komunikasi antar anggota keluarga berlangsung dengan baik.
·         Mampu beradaptasi dnegan perubahan yang terjadi.
 b. Perkembangan Pendidikan
            Program pendidikan perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat itu. Perkembangan pendidikan tampak dalam tiga arah, yaitu:
·         Arah Meninggi 
Bertambahnya kesempatan dan kemungkinan bagi murid untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
·         Arah Meluas
Tampak dalam pembagian jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk para siswa dalam memilih arah tujuan pendidikan mereka.
·         Arah Mendalam
Tampak dalam berkembangnya ruang lingkup  dan keragaman disertai dengan pertumbuhan  tingkat kerumitan dalm tiap bidang studi
c. Dunia Kerja
            Semakin berjalannya waktu masalah karir atau dunia kerja ini memiliki perubahan komponen yang memerlukan layanan bimbingan yang lebih penting dari periode-periode sebelumnya.
d. Perkembangan Kota Metropolitan
Saeful Dullah ( Potret Pertumbuhan Kota di Abad ke-21, Pikiran Rakyat, 14-9-1991) mengemukakan dampak sosial yang buruk dari pertumbuhan kota, yaitu sebagai berikut:
·         Alasan para migran dari desa ke kota bukanlah “memenuhi permintaan kebutuhan  kerja” melainkan “mengadu nasib”.
·         Terjadi banyak sekali pengangguran dan kemiskinan .
·         Tenaga kerja yang tidak memenuhi kebutuhan lapangan kerja di kota.
·         Masalah pemukiman.
·         Terbatasnya kemampuan penyediaan fasilitas air bersih.
·         Bank Dunia memperkirakan bahwa pada tahun 2000, setiap tahunnya tidak kurang dari 5 juta anak akan meninggal akibat lingkungan yang semakin buruk.
e. Perkembangan Komunikasi
            Dewasa ini banyak sekali program televisi yang tidak mendidik, sehubungan dengan hal tersebut layanan bimbingan yang memfasilitasi berkembangnya kemampuan anak dalam mengambil keputusan (decision-making skill)  dan bimbingan orang tua merupakan pendekatan yang sangat tepat.
f. Seksisme dan Rasisme
            Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin yang lainnya. Sementara, rasisme merupakan paham yang mengunggulkan rasa yang satu dari rasa lainnya.
g. Kesehatan Mental
            Terkait dengan maslah ini, sekolah- sekolah atau lembaga-lembaga perusahaan dituntut untuk menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya mengembangkan mental yang sehat, dan mencegah serta menyembuhkan mental yang tidak sehat.
h. Perkembangan Teknologi
            Ada dua masalah yang menyebabkan kerumitan struktur akibat faktor ini yaitu:
·         Penggantian sebagian besar tenaga kerja dengan alat mekanis-elektronik.
·         Bertambahnya jenis pekerjaan yang menghendaki keahlian khusus dalam bidang ini.
Kedua masalah ini pada akhirnya membutuhkan bantuan dari badan yang
berwenang untuk memecahkannya, termasuk bimbingan dan konseling.
i. Kondisi Moral dan Keagamaan
            Makin banyak ragamnya ukuran penilaian, makin besar pula konflik yang diderita oleh individu yang bersangkutan dan makin terasalah kebutuhan akan bimbingan yang baik untuk menanggulanginya, disinilah bimbingan dan konseling bertindak.
j. Kondisi Sosial Ekonomi
            Untuk menanggulangi masalah manusia atau dirinya sendiri dengan sosial ekonomi memerlukan adanya bimbingan, baik terhadap mereka yang datang dari golongan yang kurang mampu atau pun mereka dari golongan sebaliknya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/ yang direkam pada 25 Januari 2008. [07 Maret 2015].

Hendra. (2013).  Landasan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia:             www.hendraanisman.web.id/2013/11/landasan-bimbingan-dan-konseling.html yang direkam pada 2 November 2013. [07 Maret 2015].

Yusuf, dan Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT   Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar