Landasan dalam bimbingan dan konseling
pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk
dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan pondasi yang kuat dan tahan
lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki pondasi yang kokoh, maka
bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan
bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling
itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya
(konseli).
Landasan
bimbingan dan konseling meliputi beberapa landasan antara lain yaitu landasan
filosofis, landasan religius, landasan psikologis, landasan sosial budaya,
landasan ilmiah dan teknologis, dan pedagogis.
Landasan
filosofis
Kata
filosofi atau filsafat berasal dari bahasa yunani: philos berarti cinta, dan
shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap
kebijaksanaan. Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan
arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan
bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis,
etis maupun estetis.
Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para
penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson &
Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia
sebagai berikut :
- Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
- Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
- Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
- Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
- Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.
- Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
- Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
- Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.
- Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Dengan memahami hakikat manusia
tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang
dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi
dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok
utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
Landasan
Psikologis
Landasan
psikologi merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien/siswa).
Untuk kepentingan bimbingan dan
konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah
tentang :
a.
Motif dan
Motivasi
b.
Pembawaan dan
Lingkungan
c.
Perkembangan
Individu
d.
Belajar
e.
Kepribadian
Motif dan Motivasi
Motif dan motifasi berkenaan dengan dorongan yang mengeerakkan seseorang berperilaku. Motif terbagi menjadi dua, yaitu:
Motif dan motifasi berkenaan dengan dorongan yang mengeerakkan seseorang berperilaku. Motif terbagi menjadi dua, yaitu:
MOTIF:
a.
PRIMER: motif
yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia
lahir, seperti rasa lapar,bernafas, dan sejenisnya.
b.
SEKUNDER: motif
yang terbentuk dari hasil belajar, seperti memperoleh pengetahuan atau
keterampilan dan sejenisnya.
Pembawaan dan
Lingkungan
Pembawaan dan Lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan, yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri kepribadian tertentu.
Perkembangan Individu
Perkembangan individu bekenaan dengan proses tumbuh dan berkebangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra-natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Pembawaan dan Lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan, yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri kepribadian tertentu.
Perkembangan Individu
Perkembangan individu bekenaan dengan proses tumbuh dan berkebangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra-natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaanya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu .
Kepribadian
Menurut Gordon W.Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menetukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Abin Syambsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaanya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu .
Kepribadian
Menurut Gordon W.Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menetukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Abin Syambsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
·
Karakter, yaitu
konsekuensi tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapatan.
·
Sikap, yaitu
sambutan terhadap objek yang bersikap positif , negatif atau ambivalen.
·
Stabilitas
Emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan oleh
lingkungan.seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
·
Responsibilitas
(tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan
yang dilakukan.
·
Sosialibitas,
yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Landasan
Pendidikan (Pendagogi)
Pendidikan itu
merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana
reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992). Landasan
pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tigasegi, yaitu:
·
Pendidikan sebagai
upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan.
·
Pendidikan
Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
·
Pendidikan lebih
lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
a. Pendidikan sebagai upaya
pengembangan Individu
Bimbingan merupakan
bentuk upaya pendidikan. Pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia. Adapun pengertian pendidikan menurut Undang-Undang
No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
b. Pendidikan Sebagai Inti Proses
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan konseling
mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Pada tahun
1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang
berorientasi pada belajar, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri
sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai
pemahaman. (dalam Belkin, 1975).
c. Pendidikan lebih lanjut
sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
Tujuan Bimbingan dan Konseling
disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan
pada umumnya. Tujuan bimbingan dan konseling tidak boleh menyimpang dengan
tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam UU No. 20/2003.
Tujuan
pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam UU No. 20/2003 disebutkan bahwa
: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani danrohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Landasan
Teknologi
Sejalan dengan perkembangan teknologi,
khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan
komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa
sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor
dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka. Tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya)
melalui internet.
Landasan
Sosial-Budaya
Faktor-faktor Sosial Budaya yang
Menimbulkan Kebutuhan akan Bimbingan.
a. Perubahan Konstelasi Keluarga
Yaumil C. Akhir
membahas fungsi keluarga, mengemukakan bahwa terdapat beberapa fungsi keluarga,
yaitu; fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi
perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi
ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan. Keluarga yang fungsional adalah
keluarga yang ditandai dengan ciri, beberapa adalah sebagai berikut:
·
Saling memperhatikan
dan mencintai.
·
Bersikap terbuka
dan jujur
·
Orang tua mau
mendengarkan anak, menerima perasaannya dan mengakui pengalamannya.
·
Orang tua
mengayomi atau melindungi anak.
·
Komunikasi antar
anggota keluarga berlangsung dengan baik.
·
Mampu
beradaptasi dnegan perubahan yang terjadi.
b. Perkembangan Pendidikan
Program
pendidikan perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat itu.
Perkembangan pendidikan tampak dalam tiga arah, yaitu:
·
Arah
Meninggi
Bertambahnya kesempatan
dan kemungkinan bagi murid untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
·
Arah Meluas
Tampak dalam pembagian
jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan
bimbingan untuk para siswa dalam memilih arah tujuan pendidikan mereka.
·
Arah Mendalam
Tampak dalam
berkembangnya ruang lingkup dan
keragaman disertai dengan pertumbuhan
tingkat kerumitan dalm tiap bidang studi
c. Dunia Kerja
Semakin
berjalannya waktu masalah karir atau dunia kerja ini memiliki perubahan komponen
yang memerlukan layanan bimbingan yang lebih penting dari periode-periode
sebelumnya.
d. Perkembangan Kota Metropolitan
Saeful Dullah ( Potret Pertumbuhan
Kota di Abad ke-21, Pikiran Rakyat, 14-9-1991) mengemukakan dampak sosial yang
buruk dari pertumbuhan kota, yaitu sebagai berikut:
·
Alasan para
migran dari desa ke kota bukanlah “memenuhi permintaan kebutuhan kerja” melainkan “mengadu nasib”.
·
Terjadi banyak
sekali pengangguran dan kemiskinan .
·
Tenaga kerja
yang tidak memenuhi kebutuhan lapangan kerja di kota.
·
Masalah pemukiman.
·
Terbatasnya
kemampuan penyediaan fasilitas air bersih.
·
Bank Dunia
memperkirakan bahwa pada tahun 2000, setiap tahunnya tidak kurang dari 5 juta
anak akan meninggal akibat lingkungan yang semakin buruk.
e. Perkembangan Komunikasi
e. Perkembangan Komunikasi
Dewasa ini banyak sekali program
televisi yang tidak mendidik, sehubungan dengan hal tersebut layanan bimbingan
yang memfasilitasi berkembangnya kemampuan anak dalam mengambil keputusan
(decision-making skill) dan bimbingan orang
tua merupakan pendekatan yang sangat tepat.
f. Seksisme dan Rasisme
Seksisme merupakan paham yang
mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin yang lainnya.
Sementara, rasisme merupakan paham yang mengunggulkan rasa yang satu dari rasa
lainnya.
g. Kesehatan Mental
Terkait dengan maslah ini, sekolah-
sekolah atau lembaga-lembaga perusahaan dituntut untuk menyelenggarakan program
layanan bimbingan dan konseling dalam upaya mengembangkan mental yang sehat,
dan mencegah serta menyembuhkan mental yang tidak sehat.
h. Perkembangan Teknologi
Ada
dua masalah yang menyebabkan kerumitan struktur akibat faktor ini yaitu:
·
Penggantian
sebagian besar tenaga kerja dengan alat mekanis-elektronik.
·
Bertambahnya
jenis pekerjaan yang menghendaki keahlian khusus dalam bidang ini.
Kedua masalah ini pada akhirnya
membutuhkan bantuan dari badan yang
berwenang untuk memecahkannya,
termasuk bimbingan dan konseling.
i. Kondisi Moral dan Keagamaan
Makin banyak ragamnya ukuran
penilaian, makin besar pula konflik yang diderita oleh individu yang
bersangkutan dan makin terasalah kebutuhan akan bimbingan yang baik untuk
menanggulanginya, disinilah bimbingan dan konseling bertindak.
j. Kondisi Sosial Ekonomi
Untuk menanggulangi masalah manusia
atau dirinya sendiri dengan sosial ekonomi memerlukan adanya bimbingan, baik
terhadap mereka yang datang dari golongan yang kurang mampu atau pun mereka
dari golongan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/ yang direkam pada 25 Januari 2008. [07 Maret 2015].
Hendra.
(2013). Landasan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: www.hendraanisman.web.id/2013/11/landasan-bimbingan-dan-konseling.html
yang direkam pada 2 November 2013. [07 Maret 2015].
Yusuf, dan
Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar