Jumat, 05 Juni 2015

KONSEP DASAR PENGAJARAN REMEDIAL (DEFINISI, PROSEDUR, STRATEGI DAN TEKNIK, DAN EVALUASI PENGAJARAN REMEDIAL)



Secara metodologis dapat juga dikatakan bahwa penanganan kasus kesulitan belajar-mengajar itu mungkin dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial, bimbingan dan konseling psikoterapi dan/atau pendekatan lainnya. Pendekatan yang seyoginya dikuasai atau setidak-tidaknya dikenal oleh para guru pada umumnya dan guru bidang studi pada khususnya ialah apa yang disebut pengajar remedial. Sedangkan kalau guru tersebut bertugas sebagai wali kelas atau petugas bimbingan, seyoginya minimal menguasai atau setidak-tidaknya mengenal prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling (Makmun, 2007:342).

Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar



Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Syah, 2010:87).
            Konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu (Makmun, 2007:157).

KETERAMPILAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK TEACHER-COUNSELOR



Seorang guru bertanggung jawab terhadap pengelolaan kelas dengan kompleksitas dinamika yang ada, selain itu sebenarnya masih terdapat serangkaian tugas tambahan yang seringkali dirasa kurang dipersiapkan seperti:
1.      Merespon kebutuhan emosional peserta didik
2.      Membantu menyelesaikan konflik personal dan memisah pertengkaran siswa.
3.      Melayani dan mendampingi siswa yang tidak memiliki role model yang baik.
4.  Bertindak tepat  kepada siswa yang sedang berproses mencari jati diri dan   mengalami masalah pribadi.

PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN DAN BERORIENTASI PERUBAHAN PERILAKU



Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran bernuansa bimbingan dan berorientasi perubahan perilaku. Guru diharapkan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki. Namun mentransfer pula nilai-nilai yang baik yang terkandung dalam ilmu yang disampaikannya.
            Pencetus pendidikan karakter di Barat adalah pedagog Jerman, FW Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter merupakan reaksi atas kejumudan pedagogi natural Rousseauian dan instrumentalis pedagogi Deweyan, pedagogi puerocentris yang meletakan pendidikan berdasarkan atas spontanitas anak-anak yang mewarnai eropa dan amerika serikat abad ke-19.
           

Dampak Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Siswa, Guru, Sekolah, Orang Tua, Masyarakat)



Layanan bimbingan dan konseling di sekolah/ madrasah sangan dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di sekolah/madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan mengarahkan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenangan maupun manajemen.